Thursday 15 August 2013

Ada Apa dengan Kita?

Ada apa dengan kita? Kenapa kita lebay bersibuk-sibukan dengan saudara sendiri. Kita terlalu sibuk menaruh perhatian kepada Muhammadiyah kalo Muhammadiyah itu anti persatuan umat karena puasa dan lebarannya sering berbeda dengan yang lain. Kita terlalu sibuk berkata ini bid’ah itu bid’ah kepada Nadlotul Ulama. Kita serang demokrasi, demonstrasi dan korupsi sapi secara institusi. Kita serang Salafy itu Wahaby, karena celana cingkrang dan cadar, bahaya kata Kita. Bilang HTI g masuk akal. Kita sibuk caci maki FPI. Sibuk mentertawakan fatwa-fatwa MUI hasil diskusi organisasi-organisasi Islam dari seluruh negeri. Sering mempertanyakan ngapain sih ada MIUMI. 

Ada apa dengan kita? Kita sibuk serang ulama-ulama penjaga negeri, serang Aa Gym dan Arifin Ilham hanya karena poligami dan serang Yusuf Mansur hanya karena investasi. Kita selalu bertanya orang-orang Islam yang kaya, tanya itu hartanya dari mana? Tanya itu mobilnya dari mana? Lihat itu dia kan kaya karena ini dan itu. Kapitalis itu…  

Kemarin Kita serang saudara yang itu sekarang kita serang saudara yang ini, begitu seterusnya.  Boss, katanya Surga itu seluas langit dan bumi. Kalo bumi sudah g sanggup menampung bermiliar-miliar manusia, masih ada langit boss. Masih ada space antara langit dan bumi juga. Surga itu luas Boss. Terus kenapa kita menyibukan surga udah kaya punya sendiri. Merasa paling benar sendiri dan mau masuk surga sendiri-sendiri. Pilihannya ke surganya cuman dua, milih solat sendiri atau berjamaah di masjid sendiri.    

Ada apa dengan kita? Kenapa kita terlalu lebay dan diem kalo Islam sendiri yang jadi objek. Tapi sebaliknya kita terlalu lebay, hiperaktif, twit, nyetatus, kalo orang lain yang jadi objek. Giliran saudara sendiri jadi objek katanya itu bukan golongan kita, itu ajarannya beda sama kita, ngambil kader kita, ngambil masjid kita, ngambil konstituen kita, atau apalah yang pasti selalu aja ada alasennya.      
  
Ada apa dengan kita? Kenapa kita terlalu lebay bertoleransi dengan orang lain yang jelas-jelas menyerang kita, menyerang Allah atau Al-Qur’an atau Rasul atau para sahabat atau umat Islam atau semuanya sekaligus. Jelas-jelas ada yang hampir setiap hari komen status nyindir2 Islam dan bawa-bawa konspirasi Wahyudi. Dia dukung ini kita ikut, katanya toleransi. Dia menentang ini kita ikut katanya toleransi. Udah kayak saudara kandung sendiri…  
Sumber foto: jogjadistromuslim.blogspot.com

Boss, kita itu wajib toleransi. Untukmu agamamu, untukku agamaku. Tapi kita sering kebalik, dia saudaraku, kamu yang Islam, bukan! Boss, kalo diserang lalu kita diem tapi dalam hati g suka itu selemah-lemah iman. Alhamdulillah, kata kita itu masih ada iman. Tapi kalo kita diserang kita lantas tertawa, bertanyalah, ada apa dengan kita?[]