Thursday, 12 September 2013

20 Tips dan Trik Naek Commuter Line


1. Pastikan Kita gak naik CL di jam2 padet penduduk. Hal ini ptg selain untuk membuat Anda nyaman dan aman juga supaya saya lebih lega di dalam. :D 

2. Kita tidak perlu mengetahui jadwal keberangkatan CL, karena seringkali tak pasti. :p 
3. Jgn sampe kita gak mengetahui bagaimana cara kita sampe ke stasiun dimana kita ingin naik. Dan pastikan kita mengetahui dimana kita turun. Kalopun nanti kita terlewat saat turun, jangan panik. Karena kita masih berada di sekitaran Jabodetabek. :D 
4. Jangan lupa beli tiket. Jangan coba sekali sekali tanpa tiket. Pilihannya 2: denda Rp50rebu atau difoto petugas dan diblack list. Jangan sampe tiket ilang. Krn ribet. Krn g bisa dganti dg menunjukan STNK. :D 
5. Pastikan Kita naek dari peron, kalo gak begitu Kita g bakal bisa naek. :D krn pintu gak kebuka juga sih... 
Sumber foto: www.thejakartapost.com
6. Naek CL juga harus visioner. Visioner pertama, harus tahu pintu masuk stasiun. Depan belakang atau tengah. Kalo pintu masuk stasiun dibelakang, maka Kita harus berjalan ke depan untuk dpt gerbong depan yg relatif kosong. Begitu sebaliknya... 
7. Visioner kedua, harus tahu pas turun nanti pintu mana yang terbuka. Kanan atau kiri. Jangan pernah membuka pintu yg tidak terbuka karena Kita akan didenda. Selain itu turunnya juga susah krn langsung rel dan berbahaya krn g ada peron... :D 
8. Kalo kita laki-laki jgn naek gerbong perempuan. Kalo perempuan kenapa boleh naek gerbong laki-laki. #dikriminasi... :D 
9. Didalem, ada tempat duduk prioritas deket sambungan antar gerbong, buat ibu hamil, lanjut usia, ibu dan anak, dan difabel. Sebisa mungkin g usah duduk, khususnya bagi Anda yg g masuk ke dlm prioritas. Daripada ente diomongin orang se-gerbong... :D 
10. Pastikan Anda taruh brg bawaan Anda di kabin CL. Kalo g muat, tumpukin aja. Klo bener2 g muat, peluk bawaan Kita erat2 seperti Kita memeluk org2 yg kita cintai. :) dan tentu kita g meluk org yg dicintai dikereta, WAJIB wanita kita digerbong wanita. Okey. 
11. Perhatikan Kita g berdiri di depan pintu keluar masuk gerbong. Tersiksa. Masuk kedorong keluar kedorong. Mojok aja cr pegangan. 
12. Waspada orang dikanan kiri depan belakang, tenggara, timur tenggara, dsb. Tapi jgn sampe malah Kita yang dicurigai karena mata kita jelalatan. :D 
13. Bagaimana ciri2 pencopet? Sekarang agak susah yah, terutama dijam2 padat. Pencopet sekarang dah kayak orang berdasi. Susah dikenali. Jangan sering menuduh orang yg gak rapih, acak2an pake kaos, celana bolong, rambut awut2an sbagai pencopet loh. Skrg kebalikannya. Bawa tas segede gaban dan pake masker jg pernah ada. 
14. Pencopet skrg pinter, misal brg bawaan Kita kecopet nih. Trus kita tahu, dia bakalan sengaja jatuhin barang copetan itu ke bawah. Trus Kita tuduh dia, g ada bukti. Malah dia menuduh kita fitnah dan malah suaranya lebih keras mengundang perhatian. Bakal lapor polisi dst. Bingung kan. Ini kejadian. 
15. Keep calm aja. Kalo ada yg memancing keributan. Karena sgt mungkin dia komplotan. Lengah sedikit robek tas. :) walau susah juga sih g kepancing emosi. 
16. Jgn sering membuat emosi orang. Klo ada yg mau naek jgn ditahan biar aja penuh2an sampe kepadetannya 1000 org/m2 (lebay..hehe). 
17. Kalo ada yg mau turun dan kebtulan kita didepan pintu sebaiknya turun dulu. Krn ini barang publik bukan punya bapak lu Tong. :D 
18. Klo mau turun dan suasana pdt, melipir dikit2, bang/mas tuker ya saya mau turun. Klo nggak gitu g bsa kluar. Klo pun bisa keluar, kita akan dibenci krn kluar dg nginjek2 kaki orang. :D 
19. Jgn tatap org terlalu lama krn dikira ngajak ribut. :0 
20. Berdoa sblm naik dan sesudah turun. 



Tambahan: 
kalo mau naik: Bogor (pintu masuk belakang, pintu kereta kanan kiri kebuka), cilebut (blkng, ka-ki), Boge (belakang ka-ki), citayem (tengah ka-ki), dela (blkgn, ki), debar (tengah, ka), pocin (depan, ka), ui (blkg, ka). 



Kalo mau turun: Kalibata, Cawang, Tebet (pintu kebuka kanan), Manggarai (ki), sudirman (ka), gondang dia (ka), pintu keluar cari sendiri ya. Gambir g berenti. Transit gondangdia atau juanda. Jgn turun ke rel nelusuri jalur kereta ya. Turun ke bawah cari kendaraan sambung ke gambir. Bisa naek apa aja kecuali pesawat. :D

Wednesday, 11 September 2013

AEC&Sepakbola

Roadmap komunitas ASEAN 2015 perlu dibangun di atas empat nilai sepakbola yang telah ada dalam catatan sejarah sepakbola ASEAN hingga saat ini.

Pertama, antusiasme. Sepakbola adalah olahraga terpopuler di ASEAN. Hasil riset AC Nielsen pada tahun 2010 di 10 kota besar (Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Bandung, Makasar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar, dan Banjarmasin) mengungkapkan persentase orang yang menonton (audience share) siaran pertandingan pada laga pertama final AFF Cup 2010 antara Indonesia versus Malaysia tanggal 26 Desember 2010 memperoleh rating 26 dan share 69,9% dan ditonton oleh sekitar 12,8 juta orang berusia 5 tahun ke atas. Sedangkan laga kedua pada 29 Desember 2010 mencapai share 65,7% dengan rating 23,1 yang ditonton oleh lebih dari 11,4 juta orang berusia 5 tahun ke atas. Share ini meningkat dibandingkan dengan semifinal AFF Cup 2008 antara Indonesia melawan Thailand yang hanya mencapai rating 9 dan share 45%.
Supporter yang datang langsung ke stadion juga memberikan banyak gambaran bahwa sepakbola menjadi olahraga terpopuler di Asia Tenggara. Bahkan antusiasme supporter ASEAN terhadap klub sepakbola lokal termasuk ke dalam 50 besar di dunia. Data statistik bola melansir untuk musim kompetisi 2010/2011, rata-rata penonton di Indonesia Super League (20 besar dunia) sebesar 11.566 per pertandingan, V-League, Vietnam (35) dengan penonton 7.298 per pertandingan, Super League Malaysia (37) dengan 6.914 penonton per pertandingan, Thai Premier League, Thailand (48) dengan 6.914 penonton 5.170 per pertandingan.[1]  
Maka, hampir semua literatur ilmu pengetahuan, termasuk semua ahli pemerintahan, sosial, ekonomi, pembangunan, pertahanan, marketing dan lainnya mengatakan bahwa pentingnya antusiasme masyarakat (supporter) di dalam pembangunan komunitas. Karena masyarakat adalah subjek dan aktor utama dari komunitas sama halnya di dalam demokrasi, masyarakat adalah salah satu pilarnya. Lantas, dapatkah komunitas ASEAN 2015 disambut antusias oleh masyarakat sama seperti antusiasme supporter yang menyaksikan sepakbola langsung di stadion dan seperti antusiasme supporter yang menonton dari layar kaca?

Kedua, sepakbola adalah dunia tanpa batas. Mentalitas dunia tanpa batas (borderless world) sangat diperlukan di dalam menyongsong komunitas ASEAN 2015 dan sepakbola kembali telah mengajarkan itu. Maka tak heran ketika Sinthaweechai ‘Kosin’ Hathairattanakool dan Suchao Nutnum pemain sepakbola asal Thailand yang pernah bermain di Persib Bandung begitu diterima oleh publik sepakbola Indonesia khususnya pecinta Persib Bandung. Hal yang sama juga dirasakan oleh publik Pelita Jaya Karawang yang menyambut antusias kedatangan Safee Sali yang terkenal setelah membawa Malaysia mengalahkan Indonesia di Final AFF Cup 2012. Atau seperti halnya Diogo Santos Rangel, pemain asal Timor Leste yang saat ini mulai menjadi panutan bagi publik Gresik. Hal yang sama pernah dirasakan pemain-pemain asal Indonesia seperti Bambang Pamungkas dan Elie Eiboy selama membela Selangor FC (2005-2007), Ponaryo Astaman bersama Telekom Malaka (2006-2007) atau Irfan Bachdim yang saat ini masih membela Chonburi FC Thailand juga disambut dengan antusias dan dihargai mahal selama bermain di luar Indonesia. Mampukah komunitas ASEAN dibangun dengan mentalitas ini?

Ketiga, sepakbola ASEAN didukung oleh kekuatan pasar (market-driven).  Saat ini, semakin banyak perusahaan-perusahaan dari kawasan ASEAN yang menjadi sponsor klub-klub sepakbola top dunia. Beberapa diantaranya dari Indonesia yakni PT. Garuda Indonesia, Tbk yang menjadi Global Official Airline untuk tur Liverpool di Asia dan Australia, PT. Dua Kelinci untuk Real Madrid, Extra Joss (PT. Bintang Toedjoe) dengan Manchester City, PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk dan PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk  dengan Manchester United, PT. Indosat, TBK dengan klub raksasa Spanyol Barcelona, terakhir disebut-sebut pengusaha asal Indonesia Erick Thohir sudah mengajukan proposal penawaran resmi pembelian saham mayoritas klub sepakbola Italia, Inter Milan. 
            Beberapa negara ASEAN lainnya juga telah melakukan hal yang sama. Perusahaan asal Malaysia, AirAsia bahkan mengakuisisi saham mayoritas klub sepakbola Liga Inggris Queens Park Rangers pada tahun 2011 silam. Perusahaan Malaysia lainnya seperti Telekom, Bhd juga membeli lisensi penggunaan merek Manchester United untuk penjualan produknya di Malaysia. Dari Thailand, Thaksin Sinawatra, mantan Perdana Menteri juga pernah memiliki saham Machester City pada tahun 2007 silam. Perusahaan Thailand lainnya seperti Thailand Chang Beer Thai Beverage Plc menjadi sponsor di Everton, Barcelona dan Real Madrid sedangkan Singha Beer menjadi sponsor untuk Manchester United.
Sedangkan perusahaan asal Vietnam, Vietinbank dan Bank for Investment and Development of Vietnam masing-masing telah menandatangani kerjasama sponsorship dengan Chelsea dan Manchester United. Perusahaan asal Myanmar yang memiliki produk Grand Royal Whiskey juga turut ambil bagian dengan menjadi sponsor Chelsea.
Banyaknya perusahaan-perusahaan ASEAN yang menjadi sponsor klub-klub sepakbola top dunia tentu dengan maksud saling menguntungkan. Bagi perusahaan, diharapkan penjualan produk mereka akan meningkat di pasar ASEAN, Asia-Oceania atau bahkan dunia. Sedangkan bagi sepakbola ASEAN, datangnya beberapa klub top dunia seperti Barcelona, Manchester United, Manchester City, Arsenal, Liverpool, Chelsea, Inter Milan, Valencia, Ac Milan, Timnas Belanda dan beberapa lainnya diprediksi akan berdampak positif bagi perkembangan kualitas Timnas, klub lokal dan minat masyarakat ASEAN akan sepakbola. Termasuk saat ini sudah ada beberapa akademi sepakbola klub-klub tersebut di beberapa negara ASEAN. Pertanyaan sederhana, apakah komunitas ASEAN 2015 akan didukung oleh kekuatan pasar yang saling menguntungkan?

Keempat, football is more than just a game. Sepakbola tidak hanya urusan permainan 11 melawan 11 atau supporter atau bisnis semata, namun juga akan memiliki dampak terhadap perekonomian. Adakah dampak perekonomian dari keberadaan sepakbola? Di beberapa jurnal penelitian, para ekonom telah banyak melakukan kajian terkait peranan sepakbola terhadap perekonomian. Ashton, Gerard dan Hudson (2003) menyatakan ada hubungan yang sangat kuat antara performa klub-klub sepakbola Liga Inggris dengan perubahan indeks FTSE 100 (Financial Times Stock Exchange). Duque dan Ferreira (2005) menemukan bahwa ada hubungan positif antara pendapatan harga saham dan performa Sporting Lisbon di Portugal.
Berument dan Yuncel (2005) juga mengatakan bahwa setiap kemenangan klub Fenerbahce (Turki) dalam kompetisi Eropa akan meningkatkan pertumbuhan industri dalam satu bulan sebesar 0,26%, dimana penelitian ini  dilakukan menggunakan sudut pandang happiness para supporter, ketika Fenerbahce menang di kompetisi Eropa maka happiness supporter mereka meningkat, pada akhirnya meningkatkan produktifitas mereka di dalam bekerja sehingga output produksi ikut meningkat.
Lalu bagaimana dengan sepakbola ASEAN? Dalam beberapa kasus dapat dilihat terdapat dampak positif terhadap perekonomian. Seperti hasil survei lembaga AC Nielsen dimana ketika perhelatan AFF Cup 2010 digelar, belanja iklan sepanjang tahun 2010 naik 23% dengan nilai sebesar Rp60 triliun.[2] Belum lagi nilai-nilai ekonomi yang di dapatkan oleh pemain sepakbola dan perangkat pertandingannya, event organizer termasuk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang mendapatkan keuntungan ekonomi hasil penjualan pernak-pernik sepakbola, kaos bola dan merchandise. Selain memiliki dampak terhadap perekonomian, sepakbola memiliki multiplier effect non ekonomi seperti dampak terhadap happiness, sosial dan budaya masyarakat. Lantas, apakah komunitas ASEAN 2015 akan memiliki dampak ekonomi dan multiplier effect yang positif bagi setiap anggota komunitasnya?






[1] 50 Liga Sepak Bola Dengan rata-rata Penonton Terbanyak, http://andrictg.mywapblog.com/50-liga-sepak-bola-dengan-rata-rata-peno.xhtml, diakses tanggal 16 Agustus 2013
[2] Piala AFF Dongkrak Belanja Iklan, http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/202429-piala-aff-dongkrak-belanja-iklan, diakses 16 Agustus 2013

Wednesday, 4 September 2013

Terimakasih Commuter Line


Commuter line selalu menghalangi niatku untuk datang ke kantor lebih siang dan pulang lebih awal... 


Commuter line membuat aku berpikir kalo mau enak dan nyaman itu bayar lebih, gak usah disubsidi... 



en.tempo.co
Commuter line membuatku untuk berusaha cari untung sebesar2nya.... 



Commuter line membuatku bangga dg transportasi massa yg dikelola negara,.. 



Commuter line juga mengajariku untuk menerima apa adanya barang publik, perlu antri, g perlu marah jika tersenggol, kepanasan, keinjek, atau kecopetan... 



Commuter line berpesan ke aku jgn sekali sekali bergantung dengannya... 



Commuter line bilang bahwa hidup itu penuh perjuangan... Berjuang untuk dpt mengambil kesempatan dlm kesempitan yg bener2 sempit... 



Commuter line berkata supaya aku punya kendaraan pribadi biar produksi otomotip ad yg beli, atau ya supaya beli rumah deket kantor biar properti2 itu ada yg ngisi,... 



Commuter line memotivasi aku untuk jadi pejabat, pake pengawal, supaya lancar, nyaman dan g macet... 



Commuter line mengamanatkan supaya berbagi kue dengan dg penumpang lain seperti commuter berbagi penumpang dengan angkutan antar jemput kantoran, ojeg, bis, taxi, dll... 



Commuter line bilang bahwa kebijakan itu pasti selalu ada pro dan kontra jd hal biasa... 



Commuter line mengajarkan siapapun sama, kaya miskin sama, asal mbayar, 



Commuter line diem2 berbisik, kalo mau naek, naeklah pagi sekali dan pulang malem sekalian, kalo mau kerja kerjalah ke arah Bogor jgn di Jakarta atau diluar jawa sekalian, kalo mau enak beli helikopter, atau beli jalur kereta sekalian.... Jadiin milik pribadi... Hahaa...



Tp yg plg berat adalah ajaran ttg bangun pagi... Karena aku masih bermimpi seperti commuter line bermimpi....