Friday, 26 October 2012

Loveconomics



An economic forecaster is like a cross-eyed javelin thrower:
 they don't win many accuracy contests, but they keep the crowd's attention (Anonymous)


Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang memang sudah menetapkan bahwa setiap insan di dunia ini akan selalu dipenuhi oleh rasa cinta dan kasih sayang. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad salallhualaihi wa salam, guru tauladan hingga akhir zaman.
Cerita cinta memang selalu ada dan mewarnai catatan sejarah dari peradaban manusia. Karena cinta yang selalu mewarnai hidup inilah yang mendorong penulis untuk menuliskan cerita tentang cinta yang penulis coba padukan dengan ilmu ekonomi. Karena bagi penulis, cinta selalu akan unik jika disandingkan dengan keputusan keputusan dari sudut pandang ilmu ekonomi.
Tak ada gading yang tak retak, dalam sebuah anonim barat dikatakan bahwa ekonom yang meramal seperti pelempar lembing yang bermata juling, mereka tidak dapat memenangkan banyak kompetisi akurasi dalam meramal, namun mereka tetap mendapatkan perhatiaan yang luas. Harapannya, tulisan ini diharapkan bisa menjadi bahan bacaan tambahan untuk para pembaca agar selalu tersenyum dalam membaca tulisan ini. Semoga.




Karena Cinta Selalu Dalam Keseimbangan
Cinta akan selalu hadir dan mewarnai jiwa setiap insan di bumi ini. Tanpa cinta apalah artinya kehidupan di dunia ini. Kisah Adam-Hawa, Romeo-Juliet, Laila-Majnun, Rama-Shinta adalah beberapa contoh sebuah narasi tentang cinta yang mengajarkan untuk saling memberi, mempercayai, dan berkorban.
            Siapapun berhak mengusahakannya, atau menitipkannya, namun jangan pernah memaksakannya. Berusahalah, walau tidak ada seorangpun yang bisa menjamin hasil akhirnya. Titipkanlah, walau seandainya yang hadir bukan preferensi kita pada awalnya. Ya, cinta memang bisa datang dari mana saja dan akan selalu hadir ke siapa saja.
Terkadang kita melihat seseorang tanpa melakukan apa apa mendapatkan kekasih yang luar biasa, cakap agamanya, santun tutur katanya, bijak sikapnya, menarik tampilannya. Begitulah cinta, ia bisa datang tiba tiba dan juga bisa tak menghampiri jika kita tak menghendaki.
Terkadang juga kita menyaksikan seseorang yang begitu gundah gulana karena cinta tak kunjung tiba, baginya dunia tak seindah pelangi, yang ada dibenaknya hanya tanya tanya dan tanya: cinta tiba pukul berapa? Entahlah.
Hanya ingin berkata, tenanglah dah berbahagialah. Karena cinta itu equilibrium, seimbang diwaktu dan tempatnya. Cinta adalah keseimbangan selama masih ada penawaran (supply) dan permintaan (demand). Supply & demand selalu ada seiring dunia yang masih berputar. Cinta adalah keseimbangan di jangka panjang, kecuali cinta ditolak untuk datang, namun yakinlah itupun tak akan lama, setelah itu keseimbangan baru akan ada.
Jangan pernah paksakan cinta seperti Adam Smith yang tak pernah memaksakan pasar. Cukup yakinkanlah diri kita seperti keyakinan Adam Smith yang meyakini pasar akan selalu seimbang. Istilah Schumpeter keseimbangan itu disebut ‘arus sirkuler’ dimana bagi setiap penawaran telah menunggu suatu permintaan yang sama di suatu tempat, begitu juga bagi setiap permintaan menunggu pula penawaran yang sama. Cinta pasti akan seimbang pada waktu dan tempatnya, jangan pernah memaksakan cinta sesuai kehendak diri karena cinta memang hadir bukan untuk dipaksakan.
Ya, kali ini percayalah keseimbangan cinta seperti keyakinan Adam Smith yang menyakini pemikirannya bahwa ada tangan-tangan tak tampak yang akan menyeimbangkan (invisible hand). Karena keyakinannya tentang keseimbangan sama halnya dengan petunjuk Sang Pemilik Semesta Alam yang terlukis pada ayat-ayat cinta-Nya tentang janji keseimbangan dan janji berpasang-pasangan. “Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia cipatakan Keseimbangan.(QS Ar-Rahman 7)”.


Karena Cinta Harus Memiliki
In a competition of love we'll all share in the victory, no matter who comes first" (Muhammad Ali)
Dalam cinta siapapun berhak untuk mencintai dan dicintai orang lain. Cinta itu juga dimiliki oleh siapapun, karena dalam cinta, tidak ada yang bisa melarang orang lain untuk mencintai diri kita, dan kitapun tidak bisa dilarang untuk mencintai orang lain. Singkatnya, cinta itu bisa diawali oleh imbuhan me- menjadi kata kerja aktif: mencintai, boleh juga diawali oleh imbuhan di- sehingga menjadi kata kerja pasif: dicintai.
Namun, mencintai dan dicintai perlu dipahami hakikat dan kaidahnya. Pada hakikatnya cinta itu adalah milik bersama, artinya tidak ada orang yang dapat melarang (non ekskludable) untuk mendapatkan dan merasakan cinta, walau untuk mendapatkannya, persaingan (rivalry) yang sempurna menjadi kaidahnya (rule of thumbs). Karena cinta harus memiliki maka selayaknya kita berkompetisi mendapatkannya, karena persaingan dan kompetisi adalah kaidah dan keyakinan yang pasti.
Hakikat dan kaidah juga perlu dilandasi oleh aturan main (rules of the game) yang menjadi landasan persaingan dan kompetisi. Aturan itu adalah legal aspect. Semua persaingan dan kompetisi berhenti pada titik itu. Legal aspect adalah ikatan kuat yang berlandaskan. Maka siapapun yang benar benar mencintai dan ingin memiliki maka ikatlah dia dengan ikatan yang kuat, dan sekuat-kuatnya ikatan adalah ikatan diatas landasan ketakwaan dan keimanan.
Hanya dengan ikatan atas dasar ketakwaan dan keimananlah persaingan itu akan dimenangkan. Hanya dengan ikatan ketakwaan dan keimanan, cinta yang awalnya non ekskludable menjadi ekskludable, tidak dilarang menjadi sangatlah dilarang memiliki orang lain yang sudah dimiliki. Karena cinta harus memiliki dan cinta terkadang tak rela untuk dibagi, ikatlah dengan sekuat kuat ikatan, bukan dengan ikatan yang lemah dan tak beraturan.
Katanya, Kita Harus Selalu Istimewa
            Dasar analisis persaingan dalam ruang kesempurnaan adalah efisiensi. Kemudian, perspektif sebuah persaingan itu sendiri adalah survival for the fittest: yang dapat menyesuaikan diri yang akan mampu bertahan, sedangkan yang tidak dapat menyesuaikan dirinya maka akan keluar dari persaingan. Menyesuaikan diri dengan keinginan pasar diartikan menjadi lebih efisien, lebih inovatif, dan lebih kompetitif sehingga hanya orang orang istimewa yang selalu bisa menyesuaikan dirinya.
Tak mudah rupanya menjadi orang yang istimewa. Hanya ada segelintir yang begitu istimewa, namun ada banyak sekali yang mengharapkannya. Orang-orang yang istimewa sangatlah terbatas penawarannya, hingga sangatlah sulit dicari dan didapatkan dipasar biasa. Orang-orang yang istimewa itu sangatlah diharapkan oleh banyak pembeli, sehingga orang orang yang istimewa itu mahal. Mereka yang istimewa itu terbatas dan mahal harganya.
             Menjadi orang-orang yang istimewa adalah sebuah pilihan. Tak mudah menjadi pribadi yang istimewa. Menjadi pribadi yang istimewa perlu pembentukan modal kualitas diri. Bagi David Ricardo, pembentukan modal bergantung pada dua hal: kemampuan dan keinginan menabung atau apa yang disebut John Stuart Mill sebagai keinginan efektif dalam mengakumulasi modal. Dalam cinta juga begitu. Orang yang istimewa adalah orang orang yang memiliki keinginan dan kemampuan dalam membentuk modal kualitas dirinya. Naturalnya setiap pribadi mampu menjadi orang yang istimewa, hanya saja yang membedakan adalah keinginan dan usahanya menjadi yang teristimewa.
            Katanya, orang orang yang istimewa selalu berbeda penilaiannya. Namun sesungguhnya ada yang paling istimewa diantara penilaian lainnya yakni karena agamanya.
             

Come and Go in Love Market
Cinta jangan pernah dipaksakan, namun boleh diusahakan untuk mendapatkannya.Yakinlah siapapun berhak mendapatkan apapun yang diinginkan karena kita memang tengah berada dalam ruang kebebasan walau disaat yang sama juga berada dalam ruang persaingan. Namun beruntung, persaingan itu adalah persaingan dalam kesempurnaan, yang tidak ada barier (hambatan), kapanpun bisa datang dan pergi. Yang ada dalam ruang kebebasan dan persaingan sempurna ini hanyalah aturan-aturan main yang sudah ditetapkan namun terkadang tidak disepakati dan seringkali disalahi.
Untuk mendapatkan keseimbangan harus bermain di dalam pasar, tidak bermain tidak menang. Dalam pasar persaingan sempurna, jika kita tak bersedia ikut bersaing di dalamnya maka ada orang lain yang mendapatkannya. Vini, Vidi, Vici adalah proses panjang. Jangan berharap menang jika hanya berpredikat sebagai pendatang baru (new entrant). New entrant hanya berpikir pada awalnya untuk bagaimana bertahan dalam persaingan, just survive not more.
Melangkahlah dengan intuisi yang disertai keyakinan hati, kumpulkanlah puing puing informasi, setelah itu berstrategi. Seperti Tsun Zue yang mengatakan perlunya melihat diri sebelum berperang, seperti konstituen cerdas yang berpikir sebelum memilih, layaknya seorang konsumen yang berusaha memperbesar budgetnya dengan memperkecil budget constraintnya sebelum membeli, kita adalah mereka yang harusnya selalu melihat, berpikir dan berusaha.
Melihat diri sendiri adalah mengukur tingkat kemampuan, mengukur segala kapital yang dimiliki. Berpikir adalah proses terencana untuk bagaimana mengorganisasikan kapital, menjalankan strategi, serta merencanakan evaluasi perjalanan. Berusaha adalah buah cerminan diri dan hasil dari proses berpikir.
Cinta memang jangan dipaksakan, dan cinta boleh diusahakan, namun terkadang cinta cukup dengan tidak mengatakan. Cukup katakan kepada Sang Pengatur Keseimbangan.
***
Sesulit-sulitnya memenangkan persaingan sehingga mendapatkan apa yang diinginkan, masih jauh lebih sulit menentukan pada market yang seperti apa kita akan bermain? Market yang begitu luas tak mungkin untuk menjangkau semua. Jangan berharap terlalu tinggi (don’t set too high). Berharaplah di pasar dengan harapan yang dapat dicapai (achievable) dan juga bisa dilakukan untuk mendapatkannya (doable).  
Sekiranya menentukan pilihan pasar adalah langkah awal sebuah persaingan. Sekiranya pasarnya adalah pasar mewah, tak cukup kiranya untuk tampil apa adanya bahkan tak membawa apa apa. Mentauladani pembeli yang tahu akan daya beli adalah sebuah pelajaran berharga. Belajar juga dari seorang penjual yang menganalisasi semua biaya sebelum berproduksi dan berusaha. Perlu tahu, sebelum melangkah lebih jauh.
Selanjutnya adalah berstrategi. silakan pilih yang tersedia sesuai analisa akan daya beli dan analisa biaya. Dalam pasar semuanya serba tidak pasti. seolah olah positif padahal negatif, seolah-olah negatif padahal respon pasar positif. Untuk bersaing dalam ketidakpastian, mendeferensiasikan salahsatu strateginya. seperti investasi yang berisiko, maka don't put your eggs in one basket adalah sebuah pilihan. Seperti ajaran sesat, namun inilah kenyataan dan inilah kecenderungan. namun memang ini tak ada dalam aturan yang sudah ditetapkan.
Seperti pembeli yang berganti pasar karena menyusaikan daya beli atau penjual yang membanting harga, kata Michael Porter strategi ini dalam industri adalah cost leadership strategy. Sebaik-baiknya strategi adalah strategi spesialisasi. Speasialisasi seperti yang ada dalam aturan. Spesialisasi yang selalu dikatakan para ilmuan seperti Ibnu Khaldun dan Adam Smith. Speasialisasi lebih tepatnya focus strategy juga merupakan sebuah pilihan.  
Satu lagi, benchmark for best practices. Jika strategi tak tersedia, maka bisa mencontoh strategi rival kita dalam bersaing. Ketika rivalpun enggan berbagi informasi, maka belajarlah dari pengalaman orang lain yang sudah berhasil memenangkan persaingan.
Strategi apapun, siapapun yang mengusahakannya, cinta tak akan pernah berubah. Cinta tetap unpredictable. Cinta sulit diprediksi, sama sulitnya memprediksi perekonomian masa mendatang bagi para ekonom.
***
Adakalanya kita harus pergi dan keluar dari persaingan pasar. Kita ibarat gamer yang berharap winning the game pada akhirnya, namun kita juga ibarat pebisnis yang berhitung untung dan rugi dalam setiap perputaran bisnisnya. Adakalanya kita keluar dari pasar, entah untuk sementara bahkan untuk selamanya.
Layaknya seperti pebisnis yang pergi sementara karena respon pasar negatif dan akan kembali setelah pasar kembali ke trend positif. Pergi sementara bagi pebisnis adalah ketika apa yang dia dapatkan lebih kecil dari seluruh biaya yang terpengaruh dari apa yang pebisnis tawarkan ke pasar (biaya variabel), harga yang pebisnis jual dipasar lebih kecil dari rata rata biaya variabel yang telah dikeluarkannya, seandainya jika tidak salah inilah rumusannya: TR<VC, P<AVC.
Bagi pebisnis keluar selamanya juga sebuah pilihan. Pilihan ketika pasar tidak merespon dan ketika pasar ber-trend negatif. Keluar selamanya adalah posisi dimana ketika keuntungan yang didapatkan tidak lebih besar dari seluruh biaya yang telah dikorbankan dan harga barang yang ditawarkan pebisnis lebih kecil dari total biaya tetap yang telah dikeluarkan. keluar selamanya, TR<TC, P<ATC. Rumit sekali tampaknya, namun inilah semua pertanda bagi kita memang adakalanya kita harus keluar dari pasar, sekalipun pasar itu pasar persaingan sempurna. Bagi pebisnis, buat apa berbisnis jika hanya rugi yang didapatkan.
Terkadang gamer harus realistis, jangan berkorban untuk sesuatu yang tidak memberikan harapan. Ya, begitulah pelajaran dari tulisan ini: Setiap orang bebas datang dan keluar, tergantung seberapa besar keuntungan yang dihasilkan dan kerugian yang didapatkan dan walau sesungguhnya person come and go, but Allah still forever.


Menganalisa apa yang akan terjadi pada akhirnya jauh lebih baik ketimbang bersaing tanpa analisa, walau dengan analisa terkadang tak sesuai pada hasil akhirnya. Analisa pada sebuah persaingan kesempurnaan adalah upaya memanfaatkan setiap peluang dan mengidentifikasikan cara mendapatkan keuntungan pada jangka yang relatif panjang.
            Analisa menjadi bagian penting dalam sebuah persaingan yang akan dilakukan. Tujuannya sederhana, yakni berusaha meramalkan perilaku para pesaing baik lama ataupun baru yang akan masuk kedalam pasar persaingan ini.

No comments:

Post a Comment