Wednesday, 1 January 2014

Cinta dalam Secangkir Teh Hangat



Setiap orang memiliki peran tersendiri dalam hidupnya. Individu-individu dilahirkan di dunia membawa tugasnya masing-masing, bervariasi. Namun sadarkah bahwa ada satu orang yang sepertinya memerankan banyak profesi selama hidupnya. Dialah Ibu. Ibu saya biasa dipanggil dengan sebutan Mama. Lebih sering tersebut Mamah.

Bisa dibilang, dialah sumber hidupku. Salah, sumber hidupku adalah Allah. Namun Allah sepertinya mendelegasikan sebagian sifat-sifat baiknya di pundak Mamahku. Sehingga aku merasa Mamah adalah hidupku. Mamah adalah gravitasi.

Untuk semua. SEMUA aspek di hidupku Mamah tau. Mamah terlibat. Dialah sosok utama yang terlintas di pikiranku ketika orang menyebut 'service quality'. Mamah tak pernah mendapatkan pendidikan SQ setahuku. Namun setiap pelayanan yang diberikan mamah, jauh melebihi standar pelayanan yang pernah ditawarkan oleh penyedia jasa manapun. Dia membuatku bergantung padanya. Dialah orang yang tak pernah absen menyediakan suami dan anak-anaknya teh hangat di pagi hari. Betapapun kusut wajahnya. Bagaimana mungkin orang dengan konsistennya bersusah payah membuatkan minum padahal anak (-anaknya) bangun siang, berbuat onar, bandel?

Bagaimana mungkin orang dengan sangat kosisten tetap membuatkan teh di pagi, padahal hari sebelumnya anaknya meninggalkan rumah dengan teh tetap utuh dalam gelas?Cinta ibuku lebih dari segelas teh hangat setiap pagi. Dialah orang yang rela mengabdikan hidup untuk suami dan anak-anaknya. Dia memberikan yang paling berharga yang dipunyai seorang Ibu, yaitu waktu. Dedikasinya diberikan secara tulus, sebagai seorang Ibu Rumah Tangga. Tak pernah seorang anak kecil terbangun dari tidurnya, mencari orang selain ibunya. Dan beruntungnya kami, Mamah selalu ada.

Mama itu adalah: Event organizer terbaik, koki terbaik, penjahit terbaik, penyembuh terbaik, fashion stylist terbaik, financing manager terbaik, perfeksionis sejati, desainer interior terbaik, pendengar curhat terbaik, psikiater terbaik, guru terbaik...

Tak salah jika Allah mengganjar pengorbanan seorang ibu dengan pahala yang besar. Yang harus disebut lebih dulu tiga kali, baru kemudian ayah. Tak salah jika setiap ucapanmu menjadi doa. Tak salah jika surga berada di telapak kakimu..

Mamah, mungkin aku nggak selalu suka dengan caramu. Mungkin ak masih terlalu bodoh untuk mengetahui bahwa tujuanmu baik. Maafkan di hari-hari labilku aku kerap menyakiti hatimu. Aku selalu cinta padamu mah. cinta pertamaku.

Maafkan Dinda ya mah. Dinda janji sekuat tenaga gak akan lagi menyakiti mamah. Terima kasih untuk semua yang mamah kasih hingga membentuk Dinda seperti hari ini. Selamat berulang tahun, Mah. Perlindungan dan keberkahan Allah senantiasa melingkupi Mamah. Kita semua sayang mamah banget. Cintaa Sekalii..

No comments:

Post a Comment