Jose Mourinho, seorang pelatih terkenal dengan sederet prestasi selama menjadi pelatih namun dengan rekor sederhana selama menjadi pemain. The Special One, Jose Mourinho berkata “saya pikir tidak ada hubungannya. Dokter gigi saya adalah yang terbaik di dunia, dan setahu saya itu bukan karena dia pernah menderita sakit gigi yang luar biasa dahulunya.” Seperti kita ketahui bersama, Mou mendapatkan beberapa gelar juara liga champions eropa bersama FC Porto dan Inter Milan, gelar liga bersama Chealsea dan kini ia melatih klub Real Madrid.
Kisah yang hampir mirip dengan seorang Fahri Hamzah. Politisi DPR RI lulusan akuntansi Universitas Indonesia yang membuat buku tahun 2010 ‘Negara, Pasar dan Rakyat: Pencarian Makna, Relevansi dan Tujuan’ dan buku tahun 2007 ‘Negara, BUMN dan Kesejahteraan Rakyat’. Semua buku yang seharusnya lebih ‘berhak’ ditulis oleh sarjana-sarjana Ilmu Ekonomi/Studi Pembangunan. Apalagi jika melihat seorang Fahri Hamzah yang duduk di komisi 3 DPR RI bidang hukum, bukan bidang ekonomi yang seharusnya lebih mendekati.
Tapi bukan disana problem utamanya. Problem utamanya adalah diri kita yang kadang tidak mau tahu apa yang dikatakan, disampaikan dan dilakukan oleh orang lain. Sama halnya ketika kita langsung menstempelkan cap neolib kepada Sri Mulyani tanpa pernah mau tahu pemikirannya atau membaca tulisan-tulisannya? Atau kita yang tak pernah mau mengetahui isi tulisan ‘Cacing dan Kotoran Kesayangannya’ karangan Ajahn Brahm yang dianggap berbeda walaupun ada nilai universal di dalamnya? Kadang kita memang tak adil dalam menilai seseorang atau mungkin memang tak mungkin bisa adil. Dan atau mungkin memang tak akan ada kata netral di dalam hidup ini.
Pun sama halnya sikap kita yang (mungkin) membenci Nurdin Halid. Tak harus mengurangi rasa keadilan kita dalam bersikap terhadapnya, terutama mendengarkan apa katanya, setelah itu Anda mengambil sikap tidak suka dan membencinya itu jauh lebih baik ketimbang membenci tanpa tahu perkaranya.
Tulisan ini sedang tidak ingin membela Jose Mourinho, Fahri Hamzah, Sri Mulyani dan Nurdin Halid. Saya hanya ingin tulisan ini mengingatkan kembali setidaknya diri ini seharusnya senantiasa mencari tahu informasi walaupun mungkin informasi selalu berwujud asymmetric. Toh ini jauh lebih elegan…
No comments:
Post a Comment