Selama
periode 1998-2014, netizens di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata (CAGR)
37,54% setiap tahunnya. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
dan Kemenkominfo mencatat, jika di tahun 1998 pengguna jasa internet di
Indonesia baru berada diangka 500 ribu netizens atau hanya sekitar 0,25% dari
jumlah penduduk Indonesia maka jumlah netizens meningkat signifikan di 2014
menjadi 82 juta pengguna atau sekitar 33,35% dari jumlah penduduk Indonesia
yang sudah mencapai 245 juta jiwa. Jumlah netizens yang terus meningkat merupakan
potential market termasuk bagi partai
politik di Indonesia. Hal inilah yang nampaknya disadari betul oleh Partai
Keadilan Sejahtera termasuk oleh PKS Piyungan Online yang notabene hanya
dikelola oleh pengurus partai level kecamatan (DPC PKS Piyungan).
Sumber: APJII dan Kemenkoinfo, diolah |
Keterbatasan
PKS di bidang media dalam menyasar target audiens televisi plus media massa yang
lebih luas seperti halnya Viva Group (ARB dan Golkar), Metro TV dan Media Indonesia
(Surya Paloh dan Nasdem), Jawa Pos Group (Dahlan Iskan) atau MNC Group (Harry
Tanoe, Perindo atau sebelumnya ikut dinikmati Hanura) mau tak mau membuat
pengurus dan kader PKS coba memanfaatkan media internet meski dengan level market
yang relatif lebih terbatas. Tentu modal untuk menyasar netizens jauh lebih
murah dibandingkan dengan modal mendirikan stasiun televisi ataupun pabrik media
massa. Boleh dibilang PKS cukup sukses dalam pertarungan opini ‘cyber wars’ dunia
melalui media internet. Hal ini tidak
terlepas dari kader dan simpatisannya yang dikenal relatif melek internet dan
teknologi. Meski tidak ada data mengenai hal ini, setidaknya hal tersebut telah
tergambar dari predikat PKS sebagai partai/capres polling mengingat partai ini
ataupun kader-kadernya beberapa kali memenangi polling melalui sms dan internet
diberbagai media.
Sumber: Warta Kota |
Kehadiran
PKS Piyungan Online tentu diapresiasi oleh struktur, para kader dan simpatisan.
Terlebih pemberitaan-pemberitaan yang memiliki framing positif dengan mengangkat
citra partai dimata para pemilihnya seperti halnya media parpol lain. Keberadaan
PKS Piyungan Online ini juga dianggap mampu mengimbangi pemberitaan media yang
acap kali berbeda dengan yang selama ini dikonsumsi kader dan simpatisan. Sehingga
sekiranya tidak berlebihan ketika ada yang menilai bahwa komandan cyber PKS di
media internet termasuk di jejaring sosial disematkan kepada PKS Piyungan
Online.
Jika
Kita merujuk ke situs alexa.com[1],
PKS Piyungan Online (pkspiyungan.org) per 11 Agustus 2014 pukul 7.28 WIB mampu
menempati posisi ke 118 nasional jauh melebihi situs DPP PKS (pks.or.id) yang
berada di posisi 2.760 nasional. Bahkan jika dibandingkan dengan website DPP
PDI Perjuangan (pdiperjuangan.org) atau alamat website PDI Perjuangan lainnya yang
disuggest oleh Alexa Rank yang hanya memiliki peringkat global di atas 1,9 juta
dan sama sekali tidak memiliki peringkat nasional. Bandingkan juga misalnya
dengan DPP Golkar (partaigolkar.or.id) yang juga masih berada di bawah
peringkat PKS Piyungan Online yakni diposisi 45.028 nasional.
Begitu
juga jika disandingkan dengan website DPP Gerindra (partaigerindra.or.id) yang
berada di peringkat 7.413 nasional, PKS Piyungan Online masih berada jauh di
atasnya. Meski demikian Gerindra yang pada pileg 2014 lalu menempati peringkat
ke-3 nasional masih lebih baik jika dibandingkan dengan PDI Perjuangan dan
Golkar. Pun demikian jika Kita membandingkan dengan website DPP Demokrat
(demokrat.or.id) yang menempati posisi 58.884 nasional versi alexa rank.
Sumber: Alexa dan StatShow, diolah |
Alexa
rank nasional yang didapat PKS Piyungan Online tidak terlepas dari jumlah
estimasi uniqe visitors yang mengunjungi situs tersebut setiap harinya.
Berdasarkan situs StatShow[2]
per 11 Agustus 2014, PKS Piyungan Online diprakirakan dikunjungi sekitar 39.320
uniqe visitors[3]
setiap harinya mengungguli website resmi DPP PKS yang hanya dikunjungi 2.760 uniqe
visitors. Meskipun penguasaan PKS terhadap jangkauannya kepada netizens tidak
mencerminkan urutan peringkat pileg 2014 lalu, namun hal ini dapat
menggambarkan bahwa PKS dan juga komandan cybernya PKS Piyungan online selalu
dominan di dunia maya. Capaian-capaian ini tentu juga perlu diapresiasi oleh
parpol lain bagaimana PKS Piyungan Online memberikan pembelajaran politik tentang
pentingnya menyasar market para pengguna internet terlebih bagi parpol lain
yang tidak memiliki modal untuk membangun pencitraan melalui media massa yang
besar dan massif. Barangkali publik tidak banyak yang mengetahui fenomena PKS
Piyungan Online ini telah membawa berkah tersendiri bagi pemasukan DPC PKS
Piyungan karena adanya tarif iklan yang ditawarkan dengan harga bervariatif
dari Rp2 juta sampai dengan Rp10 juta per spot iklan setiap bulannya.
Lalu
bagaimana publik menyikapi capaian PKS Piyungan Online ini? Secara umum media internet
yang merupakan cerminan borderless world
(dunia tanpa batas) dimana netizens juga bebas mencari informasi dan
berpendapat pada akhirnya melahirkan dua kutub pandangan yang berbeda terhadap
kehadiran dan capaian PKS Piyungan Online. Kutub pertama yang pro bisa kita
sebut dengan PKS Lovers, yang banyak diisi oleh kader dan simpatisan termasuk
para pendukung koalisi tentu mengapresiasi kehadiran PKS Piyungan Online karena
berhasil mengumpulkan berita dengan framing positif. Kutub kedua dipenuhi oleh
PKS Haters dengan berbagai latar belakang yang melandasinya baik alasan
ideologis, beda partai, beda jamaah, mantan PKS yang kecewa dan alasan-alasan lainnya
yang banyak memberikan catatan bagi PKS Piyungan Online. Barangkali
penyematan-penyematan PKS paku payung, PKS Pyongyang, PKS PKI, PKS puyengan
bisa menggambarkan framing negatif yang dialamatkan kepada PKS Piyungan Online.
Lantas bagaimana struktur PKS, kader dan simpatisannya menyikapi hal ini?
Meramal Masa
Depan PKS Piyungan
Ada
beberapa hal yang mendasari predikat dengan framing negatif yang dialamatkan
kepada PKS Piyungan Online. Secara umum PKS Piyungan dinilai tendensius,
menyebarkan berita hoax dan copy paste berita. Bagi PKS sebenarnya dengan mudah
mengatakan bahwa ketendensiusan berita merupakan fungsi media itu sendiri sebab
media memang ditugasi untuk mengontrol pikiran banyak orang dengan framing yang
positif untuk mengangkat citra diri dan dengan framing yang negatif untuk
'lawan'. Terlebih PKS pernah merasakan itu bagaimana partai yang relatif paling
tidak kotor dari jeratan kasus dan paling banyak melaporkan gratifikasi ke KPK
malah mendapatkan suara yang tidak signifikan? Tentu ketendensiusan berita juga
tidak hanya dilakukan oleh PKS Piyungan Online. Barangkali Kita semua sepakat
akan hal tersebut.
Hal
yang kedua adalah menyebarkan berita hoax. Tidak adil rasanya jika penilaian
berita hoax hanya disematkan kepada PKS Piyungan Online terlebih jika melihat
perbandingan dengan media-media ternama yang memiliki rekam jejak dan dikelola
lebih profesional juga pernah menyebarkan berita hoax bahkan sudah dibuktikan
dengan keputusan dewan pers atau seperti juga beberapa kasus pemberitaan media
yang akhirnya sampai ke meja hijau dan akhirnya diputuskan bersalah.
Ketiga
adalah copy paste berita. Tentu hal ini juga tidak hanya dilakukan oleh PKS
Piyungan Online. Publik juga bisa menilai ini dengan membandingkannya dengan website
parpol lain termasuk di portal tokoh-tokoh politik, nasional bahkan
pemerintahan dimana berita yang ditampilkan merupakan kumpulan dari berbagai wartawan/penulis
media online ataupun media massa. Maka tak heran ketika Kita menemukan banyak
kesamaan judul dan isi diberbagai media. Begitu juga penulisan ulang yang
dilakukan oleh beberapa pewarta yang dilakukan terhadap peristiwa yang terjadi
dibelahan bumi lainnya. Apakah semua media tersebut memiliki pewarta atau
minimal kontributor di luar negeri? Maka sebenarnya apa yang dilakukan oleh PKS
Piyungan Online merupakan hal umum yang juga terjadi juga di beberapa media
lain.
Namun
demikian, semua hal tersebut sebaiknya dihindari untuk memberikan image keprofesionalan dalam mengelola
dan menampilkan informasi. Meskipun ketendensiusan berita atas framing
pemberitaan sulit sekali dihindari maka ada baiknya untuk memberikan ruang cover both side di dalam pemberitaan
juga pemenuhan kaidah-kaidah jurnalistik. Terkait dengan berita yang belum
tentu kebenarannya maka hal ini perlu diklarifikasi terlebih dahulu kepada
sumber berita, pun seandainya memang sudah terlanjur ke luar ke publik maka
klarifikasi harus diturunkan pada pemberitaan selanjutnya. Demikian juga dengan
copy paste berita, penulisan ulang [tidak
hanya judul] disertai dengan sumber yang valid juga merupakan hal minimal yang
harus dilakukan.
Setidaknya
ada 3 hal yang harus dilakukan oleh PKS Piyungan Online juga oleh portal PKS
lainnya. Pertama, melibatkan pewarta atau kontributor. Saat ini kesan kurang
profesional dalam pemberitaan barangkali masih menjadi PR bagi PKS Piyungan.
Bagaimana mungkin status opini facebook seseorang yang hanya satu paragraf bisa
menjadi headline pemberitaan? Tentu hal seperti ini harus dihindari dengan
adanya pemberitaan-pemberitaan yang memenuhi kaidarh jurnalistik dan dilakukan
oleh pewarta atau kontributor dari PKS Piyungan. Sudah barang tentu bukan
menjadi hal sulit bagi PKS yang lahir dari rahim Tarbiyah yang terkenal mampu
melahirkan penulis-penulis hebat yang tinggal disentuh dengan ilmu jurnalistik.
Jejaring PKS dengan kader dan simpatisan yang luas juga bisa memberikan peluang
bagi PKS untuk saling share berita antar kontributor dan pewarta PKS.
Kedua,
membentuk redaksi. Barangkali sudah bukan eranya lagi media sekelas PKS
Piyungan yang ada sejak 15 Mei 2008 masih dikelola oleh segelintir orang. Sudah
saatnya membentuk dewan redaksi yang akan memfilter berita. opini dan informasi
yang masuk ke meja redaksi. Barangkali terlalu rumit, namun jika ini terlaksana
maka publik akan melihat niatan dan aura positif dari PKS Piyungan Online.
Ketiga,
keterbukaan informasi. Rubrik PKS Piyungan Online tentu telah menyajikan berita
yang tidak hanya politik, ada rubrik inspirasi, kabar dunia islam, keumatan, renungan
juga keislaman dan inilah ciri khas PKS. Namun rupanya publik belum melihat
itu, porsi pembicaraan tentang politik terlihat masih dominan hal ini tentu
juga tidak terlepas dari pemberitaan yang ditampilkan. Lantas sanggupkah PKS
memberikan sesuatu yang lebih berbeda dari parpol yang lain khususnya dalam hal
keterbukaan informasi? Bisakah PKS menampilkan profil kader setiap anggota
dewan ataupun kader yang menjabat sebagai eksekutif dipemerintahan? Bisakah PKS
menampilkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) kader
terpilihnya, termasuk anggota dewan meski tidak termasuk penyelenggara negara?[4]
Mampukah PKS memberikan akses saling sapa antara kader dan qiyadah dan atau
antara pemilih dengan yang dipilihnya. Jika nomer handphone atau email terlalu
riskan bisakah menampilkan call center setiap DPRa, DPC, DPW, DPP untuk
disampaikan ke yang bersangkutan?
Image
partai PKS yang buka '24 jam' di dunia nyata meski bukan musim pemilu
sebenernya sudah menjadi branding bagi pemilihnya? Begitu juga dengan image
kader militan siap menjadi relawan bencana? Sama halnya dengan predikat parpol
yang paling tidak kotor dari jeratan kasus? Namun kenapa PKS belum diberikan
kesempatan untuk mendapatkan 20% suara di 2009 atau masuk 3 besar di 2014 lalu?
Barangkali PKS harus mereschedule semua agendanya termasuk mulai berpikir
bagaimana membangun media yang bersih, peduli dan profesional []
Sumber: http://www.anonymousartofrevolution.com/ |
[1] Apa sih Alexa Rank atau
Peringkat Alexa Itu? http://www.krtutorplus.com/2008/10/apa-sih-alexa-rank-atau-peringkat-alexa.html,
diakses tanggal 11 Agustus 2014, Pukul 7.28 WIB
[2] What is StatShow? http://www.statshow.com/ diakses tanggal 11 Agustus 2014, Pukul 10.14
WIB
[3] Unique Visitor adalah Jumlah
pengunjung dari satu IP dalam kurun waktu tertentu. Pengertian Unique Visitor, Visitor
Dan Pageview. http://pesandesign.com/pengertian-pageview/
diakses tanggal 11 Agustus 2014, Pukul 7.42 WIB
[4] Mengenai LHKPN. http://www.kpk.go.id/id/layanan-publik/lhkpn/mengenai-lhkpn
diakses tanggal 11 Agustus 2014, Pukul 17.21 WIB
No comments:
Post a Comment