Monday 11 August 2014

Fenomena PKS Piyungan


Selama periode 1998-2014, netizens di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata (CAGR) 37,54% setiap tahunnya. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Kemenkominfo mencatat, jika di tahun 1998 pengguna jasa internet di Indonesia baru berada diangka 500 ribu netizens atau hanya sekitar 0,25% dari jumlah penduduk Indonesia maka jumlah netizens meningkat signifikan di 2014 menjadi 82 juta pengguna atau sekitar 33,35% dari jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapai 245 juta jiwa. Jumlah netizens yang terus meningkat merupakan potential market termasuk bagi partai politik di Indonesia. Hal inilah yang nampaknya disadari betul oleh Partai Keadilan Sejahtera termasuk oleh PKS Piyungan Online yang notabene hanya dikelola oleh pengurus partai level kecamatan (DPC PKS Piyungan).
Sumber: APJII dan Kemenkoinfo, diolah

Keterbatasan PKS di bidang media dalam menyasar target audiens televisi plus media massa yang lebih luas seperti halnya Viva Group (ARB dan Golkar), Metro TV dan Media Indonesia (Surya Paloh dan Nasdem), Jawa Pos Group (Dahlan Iskan) atau MNC Group (Harry Tanoe, Perindo atau sebelumnya ikut dinikmati Hanura) mau tak mau membuat pengurus dan kader PKS coba memanfaatkan media internet meski dengan level market yang relatif lebih terbatas. Tentu modal untuk menyasar netizens jauh lebih murah dibandingkan dengan modal mendirikan stasiun televisi ataupun pabrik media massa. Boleh dibilang PKS cukup sukses dalam pertarungan opini ‘cyber wars’ dunia melalui media internet.  Hal ini tidak terlepas dari kader dan simpatisannya yang dikenal relatif melek internet dan teknologi. Meski tidak ada data mengenai hal ini, setidaknya hal tersebut telah tergambar dari predikat PKS sebagai partai/capres polling mengingat partai ini ataupun kader-kadernya beberapa kali memenangi polling melalui sms dan internet diberbagai media.
Sumber: Warta Kota

Kehadiran PKS Piyungan Online tentu diapresiasi oleh struktur, para kader dan simpatisan. Terlebih pemberitaan-pemberitaan yang memiliki framing positif dengan mengangkat citra partai dimata para pemilihnya seperti halnya media parpol lain. Keberadaan PKS Piyungan Online ini juga dianggap mampu mengimbangi pemberitaan media yang acap kali berbeda dengan yang selama ini dikonsumsi kader dan simpatisan. Sehingga sekiranya tidak berlebihan ketika ada yang menilai bahwa komandan cyber PKS di media internet termasuk di jejaring sosial disematkan kepada PKS Piyungan Online.

Jika Kita merujuk ke situs alexa.com[1], PKS Piyungan Online (pkspiyungan.org) per 11 Agustus 2014 pukul 7.28 WIB mampu menempati posisi ke 118 nasional jauh melebihi situs DPP PKS (pks.or.id) yang berada di posisi 2.760 nasional. Bahkan jika dibandingkan dengan website DPP PDI Perjuangan (pdiperjuangan.org) atau alamat website PDI Perjuangan lainnya yang disuggest oleh Alexa Rank yang hanya memiliki peringkat global di atas 1,9 juta dan sama sekali tidak memiliki peringkat nasional. Bandingkan juga misalnya dengan DPP Golkar (partaigolkar.or.id) yang juga masih berada di bawah peringkat PKS Piyungan Online yakni diposisi 45.028 nasional.

Begitu juga jika disandingkan dengan website DPP Gerindra (partaigerindra.or.id) yang berada di peringkat 7.413 nasional, PKS Piyungan Online masih berada jauh di atasnya. Meski demikian Gerindra yang pada pileg 2014 lalu menempati peringkat ke-3 nasional masih lebih baik jika dibandingkan dengan PDI Perjuangan dan Golkar. Pun demikian jika Kita membandingkan dengan website DPP Demokrat (demokrat.or.id) yang menempati posisi 58.884 nasional versi alexa rank.  
Sumber: Alexa dan StatShow, diolah

Alexa rank nasional yang didapat PKS Piyungan Online tidak terlepas dari jumlah estimasi uniqe visitors yang mengunjungi situs tersebut setiap harinya. Berdasarkan situs StatShow[2] per 11 Agustus 2014, PKS Piyungan Online diprakirakan dikunjungi sekitar 39.320 uniqe visitors[3] setiap harinya mengungguli website resmi DPP PKS yang hanya dikunjungi 2.760 uniqe visitors. Meskipun penguasaan PKS terhadap jangkauannya kepada netizens tidak mencerminkan urutan peringkat pileg 2014 lalu, namun hal ini dapat menggambarkan bahwa PKS dan juga komandan cybernya PKS Piyungan online selalu dominan di dunia maya. Capaian-capaian ini tentu juga perlu diapresiasi oleh parpol lain bagaimana PKS Piyungan Online memberikan pembelajaran politik tentang pentingnya menyasar market para pengguna internet terlebih bagi parpol lain yang tidak memiliki modal untuk membangun pencitraan melalui media massa yang besar dan massif. Barangkali publik tidak banyak yang mengetahui fenomena PKS Piyungan Online ini telah membawa berkah tersendiri bagi pemasukan DPC PKS Piyungan karena adanya tarif iklan yang ditawarkan dengan harga bervariatif dari Rp2 juta sampai dengan Rp10 juta per spot iklan setiap bulannya.  

Lalu bagaimana publik menyikapi capaian PKS Piyungan Online ini? Secara umum media internet yang merupakan cerminan borderless world (dunia tanpa batas) dimana netizens juga bebas mencari informasi dan berpendapat pada akhirnya melahirkan dua kutub pandangan yang berbeda terhadap kehadiran dan capaian PKS Piyungan Online. Kutub pertama yang pro bisa kita sebut dengan PKS Lovers, yang banyak diisi oleh kader dan simpatisan termasuk para pendukung koalisi tentu mengapresiasi kehadiran PKS Piyungan Online karena berhasil mengumpulkan berita dengan framing positif. Kutub kedua dipenuhi oleh PKS Haters dengan berbagai latar belakang yang melandasinya baik alasan ideologis, beda partai, beda jamaah, mantan PKS yang kecewa dan alasan-alasan lainnya yang banyak memberikan catatan bagi PKS Piyungan Online. Barangkali penyematan-penyematan PKS paku payung, PKS Pyongyang, PKS PKI, PKS puyengan bisa menggambarkan framing negatif yang dialamatkan kepada PKS Piyungan Online. Lantas bagaimana struktur PKS, kader dan simpatisannya menyikapi hal ini?

Meramal Masa Depan PKS Piyungan
Ada beberapa hal yang mendasari predikat dengan framing negatif yang dialamatkan kepada PKS Piyungan Online. Secara umum PKS Piyungan dinilai tendensius, menyebarkan berita hoax dan copy paste berita. Bagi PKS sebenarnya dengan mudah mengatakan bahwa ketendensiusan berita merupakan fungsi media itu sendiri sebab media memang ditugasi untuk mengontrol pikiran banyak orang dengan framing yang positif untuk mengangkat citra diri dan dengan framing yang negatif untuk 'lawan'. Terlebih PKS pernah merasakan itu bagaimana partai yang relatif paling tidak kotor dari jeratan kasus dan paling banyak melaporkan gratifikasi ke KPK malah mendapatkan suara yang tidak signifikan? Tentu ketendensiusan berita juga tidak hanya dilakukan oleh PKS Piyungan Online. Barangkali Kita semua sepakat akan hal tersebut.

Hal yang kedua adalah menyebarkan berita hoax. Tidak adil rasanya jika penilaian berita hoax hanya disematkan kepada PKS Piyungan Online terlebih jika melihat perbandingan dengan media-media ternama yang memiliki rekam jejak dan dikelola lebih profesional juga pernah menyebarkan berita hoax bahkan sudah dibuktikan dengan keputusan dewan pers atau seperti juga beberapa kasus pemberitaan media yang akhirnya sampai ke meja hijau dan akhirnya diputuskan bersalah.

Ketiga adalah copy paste berita. Tentu hal ini juga tidak hanya dilakukan oleh PKS Piyungan Online. Publik juga bisa menilai ini dengan membandingkannya dengan website parpol lain termasuk di portal tokoh-tokoh politik, nasional bahkan pemerintahan dimana berita yang ditampilkan merupakan kumpulan dari berbagai wartawan/penulis media online ataupun media massa. Maka tak heran ketika Kita menemukan banyak kesamaan judul dan isi diberbagai media. Begitu juga penulisan ulang yang dilakukan oleh beberapa pewarta yang dilakukan terhadap peristiwa yang terjadi dibelahan bumi lainnya. Apakah semua media tersebut memiliki pewarta atau minimal kontributor di luar negeri? Maka sebenarnya apa yang dilakukan oleh PKS Piyungan Online merupakan hal umum yang juga terjadi juga di beberapa media lain.  

Namun demikian, semua hal tersebut sebaiknya dihindari untuk memberikan image keprofesionalan dalam mengelola dan menampilkan informasi. Meskipun ketendensiusan berita atas framing pemberitaan sulit sekali dihindari maka ada baiknya untuk memberikan ruang cover both side di dalam pemberitaan juga pemenuhan kaidah-kaidah jurnalistik. Terkait dengan berita yang belum tentu kebenarannya maka hal ini perlu diklarifikasi terlebih dahulu kepada sumber berita, pun seandainya memang sudah terlanjur ke luar ke publik maka klarifikasi harus diturunkan pada pemberitaan selanjutnya. Demikian juga dengan copy paste berita, penulisan ulang [tidak hanya judul] disertai dengan sumber yang valid juga merupakan hal minimal yang harus dilakukan.

Setidaknya ada 3 hal yang harus dilakukan oleh PKS Piyungan Online juga oleh portal PKS lainnya. Pertama, melibatkan pewarta atau kontributor. Saat ini kesan kurang profesional dalam pemberitaan barangkali masih menjadi PR bagi PKS Piyungan. Bagaimana mungkin status opini facebook seseorang yang hanya satu paragraf bisa menjadi headline pemberitaan? Tentu hal seperti ini harus dihindari dengan adanya pemberitaan-pemberitaan yang memenuhi kaidarh jurnalistik dan dilakukan oleh pewarta atau kontributor dari PKS Piyungan. Sudah barang tentu bukan menjadi hal sulit bagi PKS yang lahir dari rahim Tarbiyah yang terkenal mampu melahirkan penulis-penulis hebat yang tinggal disentuh dengan ilmu jurnalistik. Jejaring PKS dengan kader dan simpatisan yang luas juga bisa memberikan peluang bagi PKS untuk saling share berita antar kontributor dan pewarta PKS.   

Kedua, membentuk redaksi. Barangkali sudah bukan eranya lagi media sekelas PKS Piyungan yang ada sejak 15 Mei 2008 masih dikelola oleh segelintir orang. Sudah saatnya membentuk dewan redaksi yang akan memfilter berita. opini dan informasi yang masuk ke meja redaksi. Barangkali terlalu rumit, namun jika ini terlaksana maka publik akan melihat niatan dan aura positif dari PKS Piyungan Online.

Ketiga, keterbukaan informasi. Rubrik PKS Piyungan Online tentu telah menyajikan berita yang tidak hanya politik, ada rubrik inspirasi, kabar dunia islam, keumatan, renungan juga keislaman dan inilah ciri khas PKS. Namun rupanya publik belum melihat itu, porsi pembicaraan tentang politik terlihat masih dominan hal ini tentu juga tidak terlepas dari pemberitaan yang ditampilkan. Lantas sanggupkah PKS memberikan sesuatu yang lebih berbeda dari parpol yang lain khususnya dalam hal keterbukaan informasi? Bisakah PKS menampilkan profil kader setiap anggota dewan ataupun kader yang menjabat sebagai eksekutif dipemerintahan? Bisakah PKS menampilkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) kader terpilihnya, termasuk anggota dewan meski tidak termasuk penyelenggara negara?[4] Mampukah PKS memberikan akses saling sapa antara kader dan qiyadah dan atau antara pemilih dengan yang dipilihnya. Jika nomer handphone atau email terlalu riskan bisakah menampilkan call center setiap DPRa, DPC, DPW, DPP untuk disampaikan ke yang bersangkutan?

Image partai PKS yang buka '24 jam' di dunia nyata meski bukan musim pemilu sebenernya sudah menjadi branding bagi pemilihnya? Begitu juga dengan image kader militan siap menjadi relawan bencana? Sama halnya dengan predikat parpol yang paling tidak kotor dari jeratan kasus? Namun kenapa PKS belum diberikan kesempatan untuk mendapatkan 20% suara di 2009 atau masuk 3 besar di 2014 lalu? Barangkali PKS harus mereschedule semua agendanya termasuk mulai berpikir bagaimana membangun media yang bersih, peduli dan profesional [] 
Sumber: http://www.anonymousartofrevolution.com/
      




[1] Apa sih Alexa Rank atau Peringkat Alexa Itu? http://www.krtutorplus.com/2008/10/apa-sih-alexa-rank-atau-peringkat-alexa.html, diakses tanggal 11 Agustus 2014, Pukul 7.28 WIB
[2] What is StatShow? http://www.statshow.com/  diakses tanggal 11 Agustus 2014, Pukul 10.14 WIB
[3] Unique Visitor adalah Jumlah pengunjung dari satu IP dalam kurun waktu tertentu. Pengertian Unique Visitor, Visitor Dan Pageview. http://pesandesign.com/pengertian-pageview/ diakses tanggal 11 Agustus 2014, Pukul 7.42 WIB
[4] Mengenai LHKPN. http://www.kpk.go.id/id/layanan-publik/lhkpn/mengenai-lhkpn diakses tanggal 11 Agustus 2014, Pukul 17.21 WIB

No comments:

Post a Comment