Kwitansi pembayaran obat-obatan yang tidak bisa direimburse (dokumentasi pribadi) |
Banyak
orang baru sadar pentingnya hidup sehat kalau sudah sakit, termasuk Saya. Foto
di atas adalah kwitansi pembayaran obat-obatan untuk mengobati sakit saluran
kencing yang saya derita belum lama ini (13/10/2014). Puncak penderitaan dari
penyakit yang Saya derita adalah ketika (maaf) keluarnya nanah dari saluran
kencing, rasanya cukup perih.
Penderitaan
Saya bertambah ketika kwitansi sisa pembayaran Rp483 ribu nggak bisa direimburse oleh kantor karena ternyata
plafon rawat jalan 1x gaji Saya ternyata sudah habis. Waktu itu yang bisa
direimburse hanya sekitar Rp340 ribu yang terdiri dari biaya dokter, periksa
kondisi kemih dan ginjal termasuk tes urine.
Sisanya yang Rp483 ribu itu ya wasalam,
harus diikhlaskan.
Kata
Dokter Edward Usfie Harahap SpU, Dokter Spesialis Urologi RS Mitra Keluarga
Depok, kondisi kesehatan Saya waktu itu masih cukup baik, semua masih berfungsi
normal. Kondisi ginjal dan kantong kemih yang dikhawatirkan terdampak setelah
ikut di USG ternyata masih baik. Hanya saja ada infeksi sedikit disaluran kencing
yang disebabkan kemungkinan besar oleh bakteri.
Dr.
Edward sendiri kasih Saya resep untuk kemudian Saya konsumsi dengan teratur. Saya
diberikan resep tablet Cravit kadar 500 Mg yang berfungsi sebagai antibiotik,
Azitrhromychin 500 Mg yang juga berfungsi sebagai anti bakteria dan Urogetix
100 Mg yang berfungsi untuk mengurangi gejala sakit, perih atau rasa terbakar. Tak
lupa Dr Edward berpesan dan berkata kepada Saya agar jangan lupa minum air putih!
Mencegah
Lebih Baik daripada Mengobati. Jangan
sampai seperti Saya, konsumsi air putih itu baru kelihatan pentingnya kalau
sudah sakit. Selama ini, Saya cukup
bandel rupanya. Jarang minum air putih, sukanya minum-minuman bersoda dan
berasa. Nah, akhirnya Saya membuktikan sendiri kalau air putih itu sangat
penting. Kenapa penting? Kata para ahli kesehatan, kondisi tubuh Kita terdiri
mengandung air sebesar 70%. Kekurangan air putih bisa menyebabkan salah satunya
penyakit seperti Saya kemarin. Bahkan jika kondisinya memburuk dan tidak cepat
untuk diselamatkan bisa merusak ginjal dan kantung kemih Kita.
Secara
umum menurut Dr Lusia mengutip buku Nutrition for Cyclists Clinics in Sport Med
(1994) jika Kita kekurangan air tubuh 1% maka akan mulai menimbulkan rasa haus
dan gangguan mood, kekurangan air
tubuh 2-3% meningkatkan suhu tubuh, rasa haus dan gangguan stamina; kekurangan
air tubuh 4% dapat menurunkan kemampuan fisik 25%, dan pingsan bila kadar air
tubuh berkurang sampai 7%.
Fungsi
air itu sendiri sangat penting dalam proses pencernaan, penyerapan,
transportasi nutrisi, sirkulasi, mengeluarkan zat sisa metabolisme, produksi
air ludah sekaligus mempertahankan suhu tubuh Kita sendiri. Itulah mengapa
manusia dapat untuk lebih bertahan hidup jika tidak ada asupan makanan tetapi
tidak akan lama bertahan tanpa air. Untuk itu minimal Kita butuh 2 liter air
putih atau setara dengan 8 gelas setiap harinya.
Saya
juga mau berbagi beberapa tips sederhana agar Kita lebih care tentang gaya
hidup sehat khususnya yang terkait dengan minum air putih.
Pertama, Periksa Urin Sendiri (PURI). Pernah
lihat gambar seperti di bawah ini? Gambar di bawah adalah informasi PURI alias
Periksa Urin Sendiri. PURI menginformasikan kadar hidrasi seseorang yang sudah
dikembangkan oleh Profesor Armstrong seorang ahli kedokteran olahraga asal
Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri, Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia
(PDGMI) sangat merekomendasikan penggunaan PURI.
Papan informasi PURI yang ada di toilet umum Stasiun Sudirman Jakarta (Dokumentasi Pribadi) |
Dengan
sosialisasi PURI untuk mengetahui kadar hidrasi melalui air seni diharapkan
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ancaman dehidrasi dan
pentingnya air bagi kesehatan. Kalau belum ada poster/stiker PURI ditempat
kerja Kita maka segeralah minta kepada pihak kantor atau pengelola gedung untuk
memasangnya.
Sama
halnya ketika Kita sedang berada di toilet umum, usahakan segera beritahukan
pengelola/penjaga toilet untuk memasang poster/stiker tentang PURI. Poster/stiker
tentang PURI menjadi sangat penting sebagai himbauan/pengingat Kita tentang
warna air seni Kita apakah Kita kekurangan cairan atau tidak.
Kedua, stok galon mini di meja kerja. Sedia
air sebelum sakit. Ini menjadi gambaran yang cocok bagi siapapun yang belum
sakit karena tubuhnya kekurangan air. Jika Kita orang kantoran, jangan merasa
tidak membutuhkan minum meski seolah tubuh Kita tidak berkeringat karena
sejuknya pendingin ruangan. Untuk memotivasi Kita agar minum air putih, maka
sediakan gelas dan tempat air minum berbagai ukuran. Gelas dan tempat air minum
nantinya seolah akan mengingatkan Kita untuk jangan lupa meminum air di
dalamnya. Adanya tempat air minum juga memudahkan Kita agar tidak bolak balik
terlalu sering ke dispenser untuk mengambil air.
Menyediakan
minum dihadapan Kita bukan hanya untuk orang kantoran. Mahasiswa atau siswa pun
kalau bisa bawa air minum ke sekolah. Ini bukan masalah image anak Mama atau bukan, ini adalah lifestyle hidup sehat yang benar. Meski tidak berkeringat, otak
Kita yang bekerja karena memperhatikan guru/dosen yang sedang mengajar membuat
tubuh membutuhkan cairan. Jika ada sekolah atau kampus yang masih melarang
siswa dan mahasiswanya membawa air ke dalam ruangan, Saya kira perlu direvisi
aturannya. Termasuk harus memasang poster/stiker PURI di toilet-toilet yang
ada.
Ketiga,
kurangi minum berkarbonasi. Dr Edward Usfie Harahap SpU waktu Saya sakit
kemarin pernah bilang tidak ada minum-minuman manis atau berkarbonasi tapi
perlu di atur komposisinya jangan sampai cairan yang masuk ke tubuh Kita
kebanyakan air yang manis-manis apalagi berkarbonasi. Beliau sih berkata yang
penting kurangi minum yang banyak mengandung gula, bersoda/berkarbonasi.
Banyak-banyaklah minum air putih sehingga air putih yang akan mendominasi
cairan yang masuk ke tubuh Kita. Sebab air putih masih jauh lebih sehat.
Keempat,
jangan tahan kencing. Sesibuk apapun Kita, apakah dosen sedang menerangkan di
depan, atau sedang berada di ruang rapat. Usahakan jangan tahan kencing.
Segeralah untuk mengeluarkan air seni jika sudah terasa penuh dan sudah tak
tertahan. Sebab Saya pribadi sudah merasakannya bagaimana kebanyakan menahan
kencing jadi menderita anyang-anyangan
sampai terinfeksi saluran kencingnya bahkan kantung kemih juga terasa tidak
enak termasuk pinggang yang terasa pegal. Bahkan kalau semakin parah bisa
menderita kesulitan buang air kecil (BAK) dan harus mengeluarkan biaya Rp15
juta untuk penangannya. Ternyata sehat itu murah, sakit yang mahal.
Air
yang diminum juga harus dikeluarkan. Pada umunya jika kita menahan buang air berarti
Kita dengan sengaja membiarkan limbah, kotoran, dan racun yang seharusnya
keluar. Jika hal ini kita lakukan berkali kali akan berdapak buruk bagi tubuh
kita kotoran atua libah racun yang hadak keluar juga mengandung virus-virus
yang berbahaya bagi tubuh kita. Virus tersebut akan menyebabkan infeksi pada
seluran kemih. Secara teori, air kencing
yang mengandung kuman dan bakteri harusnya keluar karena di tahan, jadi bisa
naik ke saluran kemih bahkan lebih fatal lagi jika kuman tersebut naik sampai
pada ginjal kita hal ini akan berakibatkan pada gangguan ginjal atau saluran
kemih kita.
Kelima, jangan minum air sebelum tidur. Ternyata ada sebaiknya jangan minum air
sebelum tidur. Kalaupun minum sebaiknya 2 jam sebelum tidur malam. Saya membaca
ini dibuku Tubuh Anda adalah Dokter yang Terbaik (Cet. 2013) karya Husen A.
Bahry, Ph.D seorang pelopor dan pendiri tourist
hospital, Rumah Sakit Holistik. Kebetulan buku ini dipinjamkan saudara Saya
yang menjadi pasien di RS Holistik Purwakarta, sebuah rumah sakit yang berdiri
di atas lahan ±30 hektar dengan konsep back
to naturenya. Mungkin Anda sudah mengenalnya dan pernah kesana?
Ada
yang menarik di buku itu, di halaman 172
dijelaskan bahwa ternyata menurut Beliau jika Kita membiasakan minum sebelum
tidur membuat istirahat ginjal Kita terganggu. Sebab banyak cairan yang masuk
pada malam hari, itu akan memaksa ginjal Kita bekerja padahal seharusnya ia
beristirahat dari rutinitas kerja yang melelahkan pada siang hari. Bukan hanya
itu, istirahat tidur Kita pun akan terganggu dengan seringnya buang air kecil
pada malam hari, padahal perbaikan
jaringan sel yang rusak dilakukan oleh tubuh umumnya terjadi pada saat
malam hari.
Satu
lagi yang tak kalah penting adalah melihat kualitas air minum Kita. Jangan
sampai air yang Kita minum tidak sehat dan hiegienis. Sebab saat ini apalagi
kota-kota besar seperti Jabodetabek dan Bandung, menurut survei yang dilakukan
Unilever-Juli 2010 terhadap 300 air tanah di Jabodetabek & Bandung, 48
persen air tanah tersebut tercemar bakteri coliform.
Bakteri coliform merupakan grup bakteri Gram negatif berbentuk batang dan
beberapa galur dari bakteri tersebut, terutama Escherichia coil diketahui dapat
mengakibatkan diare pada manusia juga hewan.
Nah,
bisa kah Kita memastikan air yang Kita minum sehat, hieginis dan terhindar dari
bakteri yang membahayakan tubuh Kita? Untuk Kita yang kesulitan meneliti air
sumur Kita tercemar bakteri atau tidak sepertinya bisa melakukan tips sederhana
dari Istri dan Ibu Saya. Air tanah yang dimasak harus dipastikan terlebih
dahulu untuk Kita lihat dengan mata sendiri apakah ada yang terlihat aneh atau
tidak dengan air yang hendak dimasak dari kualitas warna dan lainnya? Kita juga
bisa mencium air yang akan dimasak apakah berbau atau tidak? Setelah itu
seperti biasa, dimasak sampai mendidih untuk meminimalisir kandungan air putih
yang berbahaya bagi tubuh Kita.
Pureit bekerja dengan teknologi canggih 4-tahap pemurnian air Teknologi Germkilla untuk menghasilkan air yang benar-benar aman terlindungi sepenuhnya dari bakteri dan virus (Dokumen Pureit) |
Namun
apabila Kita lagi males masak air apalagi bolak balik beli dan pasang galon,
sekarang ada teknologi yang dikeluarkan oleh Unilever, Pureit (Pemurni Air Siap
Minum). Pasti Anda juga sudah sering dengar kalimat “Sudah diuji ITB dan IPB!”
Pureit sendiri saat ini sudah banyak emenuhi kriteria ketat internasional dari
Environmental Protection Agency (EPA), Amerika Serikat, untuk menghilangkan
bakteri dan virus berbahaya, sudah mendapatkan sertifikasi dari lembaga ilmu
pengetahuan di Asia dan Eropa seperti: UGM, ITB, IPB untuk Kinerja Pureit,
Sucofindo untuk kinerja Pureit, Scottish Parasite Diagnostic Laboratory,
Glasgow, Inggris, Indian Public Health Association, London School of Hygiene
and Tropical Medicine (University of London), Inggris.
Pureit
adalah cara mudah, praktis dan dengan harga yang terjangkau untuk mendapatkan
air minum yang terlindungi dari kuman berbahaya. Pureit bekerja dengan
teknologi canggih 4-tahap pemurnian air “Teknologi Germkill” untuk menghasilkan
air yang benar-benar aman terlindungi sepenuhnya dari bakteri dan virus. Pureit juga sangat praktis digunakan. Tinggal
tuangkan air tanah/PAM mentah yang biasa dimasak untuk minum ke dalam Pureit.
No comments:
Post a Comment